RANGKUMAN PRAKTIKUM SISTEM DIGITAL MODUL 1-6
RANGKUMAN MODUL 1-6
PRAKTIKUM SISTEM DIGITAL
Disusun oleh :
Nama : Ananda Firly Amelia
NIM : 221080200136
Kelompok : 8
MODUL 1
Gerbang AND
Gerbang AND memerlukan 2
atau lebih Masukan (Input) untuk menghasilkan hanya 1 Keluaran (Output).
Gerbang AND akan menghasilkan Keluaran (Output) Logika 1 jika semua masukan
(Input) bernilai Logika 1 dan akan menghasilkan Keluaran (Output) Logika 0 jika
salah satu dari masukan (Input) bernilai Logika 0. Rangkaian AND dinyatakan
sebagai Z = A*B atau Z=AB (tanpa symbol)
Simbol Gerbang AND
Gerbang OR
Gerbang OR memerlukan 2
atau lebih Masukan (Input) untuk menghasilkan hanya 1 Keluaran (Output).
Gerbang OR akan menghasilkan Keluaran (Output) 1 jika salah satu dari Masukan
(Input) bernilai Logika 1 dan jika ingin menghasilkan Keluaran (Output) Logika
0, maka semua Masukan (Input) harus bernilai Logika 0.Rangkaian OR dinyatakan sebagai Z = A + B.
Simbol Gerbang OR
Gerbang NOT (Inverter)
Gerbang
NOT hanya memerlukan sebuah Masukan (Input) untuk menghasilkan hanya 1 Keluaran
(Output). Gerbang NOT disebut juga dengan Inverter (Pembalik) karena
menghasilkan Keluaran (Output) yang berlawanan (kebalikan) dengan Masukan atau
Inputnya. Berarti jika kita ingin mendapatkan Keluaran (Output) dengan nilai
Logika 0 maka Input atau Masukannya harus bernilai Logika 1. Rangkaian NOT dinyatakan sebagai Z = A̅
Simbol Gerbang NOT
Gerbang NAND (NOT AND)
Arti NAND adalah NOT AND atau BUKAN AND, Gerbang NAND merupakan kombinasi dari Gerbang AND dan Gerbang NOT yang menghasilkan kebalikan dari Keluaran (Output) Gerbang AND. Gerbang NAND akan menghasilkan Keluaran Logika 0 apabila semua Masukan (Input) pada Logika 1 dan jika terdapat sebuah Input yang bernilai Logika 0 maka akan menghasilkan Keluaran (Output) Logika 1. Rangkaian NAND dinyatakan sebagai Z = A' * B'
Simbol Gerbang NAND
Gerbang NOR (NOT OR)
Arti NOR adalah NOT OR
atau BUKAN OR, Gerbang NOR merupakan kombinasi dari Gerbang OR dan Gerbang NOT
yang menghasilkan kebalikan dari Keluaran (Output) Gerbang OR. Gerbang NOR akan
menghasilkan Keluaran Logika 0 jika salah satu dari Masukan (Input) bernilai
Logika 1 dan jika ingin mendapatkan Keluaran Logika 1, maka semua Masukan
(Input) harus bernilai Logika 0. Rangkaian NOR dinyatakan sebagai Z = .
Simbol Gerbang NOR
Gerbang X-OR (Exclusive OR)
X-OR adalah singkatan
dari Exclusive OR yang terdiri dari 2 Masukan (Input) dan 1 Keluaran (Output)
Logika. Gerbang X-OR akan menghasilkan Keluaran (Output) Logika 1 jika semua
Masukan-masukannya (Input) mempunyai nilai Logika yang berbeda. Jika nilai
Logika Inputnya sama, maka akan memberikan hasil Keluaran Logika 0. Rangkaian
X-OR dinyatakan sebagai Z = (A̅*B) + (A*B̅) = A B
Simbol Gerbang X-OR
Gerbang X-NOR (Exclusive NOR)
Seperti Gerbang
X-OR, Gerban X-NOR juga terdiri dari 2 Masukan (Input) dan 1 Keluaran
(Output). X-NOR adalah singkatan dari Exclusive NOR dan merupakan kombinasi
dari Gerbang X-OR dan Gerbang NOT. Gerbang X-NOR akan menghasilkan Keluaran
(Output) Logika 1 jika semua Masukan atau Inputnya bernilai Logika yang sama
dan akan menghasilkan Keluaran (Output) Logika 0 jika semua Masukan atau
Inputnya bernilai Logika yang berbeda. Hal ini merupakan kebalikan dari Gerbang
X-OR (Exclusive OR). Rangkaian X-NOR dinyatakan sebagai Z = () = AʘB
Simbol Gerbang X-NOR
MODUL 2
Aljabar Boolean
Aljabar Boolean
memuat variable dan simbul operasi
untuk gerbang logika. Simbol yang digunakan pada aljabar Boolean
adalah: (.) untuk
AND, (+) untuk OR, dan ( ) untuk NOT. Rangkaian logika merupakan gabungan beberapa gerbang, untuk
mempermudah penyeleseian perhitungan secara aljabar dan pengisian tabel
kebenaran digunakan sifat-sifat aljabar Boolean.
Dalam aljabar boolean
digunakan 2 konstanta yaitu logika 0 dan logika 1. Etika logika
tersebut diimplementasikan kedalam
rangkaian logika maka logika
tersebut akan bertaraf
sebuah tegangan. Kalau logika 0 bertaraf
tegangan rendah (aktive low) sedangkan kalau logika 1 bertaraf tegangan tinggi (aktive
high). Pada teori – teori aljabar boolean
ini berdasarkan aturan– aturan dasar hubungan antara
variabel – variabel Boolean.
Ø Dalil – dalil Boolean (Boolean postulates)
ü P1 : X = 0 atau X = 1
ü P2 : 0 . 0 = 0
ü P3 : 1 + 1 = 1
ü P4 : 0 + 0 = 0
ü P5 : 1 . 1 = 1
ü P6 : 1 . 0 = 0 . 1 = 0
ü P7 : 1 + 0 = 0 + 1 = 1
Ø Theorema Aljabar Boolean
ü T1 : Commucative Law
a. A + B = B + A
b. A . B
= B . A
ü T2 : Associative Law
a. (A + B) + C = A + (B + C)
b. (A . B) . C =A . (B . C)
ü T3 : Distributive Law
a. A
. ( B + C ) = A . B + A . C
b.
A + ( B . C ) = ( A + B ) . ( A + C )
ü
T4 : Identity Law
a.
A + A = A
b.
A . A = A
ü
T5 : Negation Law
a.
( A’ ) = A’
b.
( A’ )’ = A
ü
T6: Redundant Law
a.
A + A . B = A
b.
A . ( A + B ) = A
ü
T7 : 0 + A = A
a.
1 . A = A
b.
1 + A = A
c.
0 . A = 0
ü
T8 : A’ + A = 1
A’ . A = 0
ü
T9 : A + A’ . B = A + B A . (A’ + B) =A . B
ü
T10 : DE Morgan’s Theorem
a.
(A + B )’ = A’ . B;
b. 1 + A = A
K – Map
Peta Karnaugh (Karnaugh Map, K-map) dapat digunakan
untukmenyederhanakan persamaan logika yang menggunakan paling banyak enam
variable. Dalam laporan ini hanya akan dibahas penyederhanaan persamaan logika
hingga empat variable. Penggunaan persamaan logika dengan lima atau enam
variable disarankan menggunakan program computer.
Peta merupakan gambar suatu daerah. Peta
karnaugh menggambarkan daerah logika yang telah di jabarkan pada table
kebenaran. Penggambaran daerah pada peta karnaugh harus mencakup semuah logika.
Daerah pada Peta Karnaugh dapat tamping tindih antara satu kombinasi variable
dengan kombinasi variable yang lain.
K – Map 2 Variable
Pada K-Map 2 variabel,
variabel yang digunakan yaitu
2, Misalnya variabel A
& B.
Catatan :
-
Untuk setiap variabel yang memiliki
aksen, maka di dalam tabel ditulis 0.
-
Untuk setiap variabel yang tidak
memiliki aksen, maka di dalam tabel 1.
Contoh : A' (ditulis 0), B (ditulis 1)
Desain/model pemetaan K-Map 2 variabel dapat dibentuk dengan 2 cara seperti
pada Gambar dibawah ini. Pada pembahasan ini, penulis menggunakan desain pemetaan
Model 2 seperti berikut :
K – Map 3 Variable
Contoh soal :
Sederhanakan persamaan
logika berikut dengan K-Map :
y = ABC' + ABC + AB'C + AB'C'
K – Map 4 Variable
Pada KMap 4 variabel,
variabel yang digunakan. Misalnya variabel A, B, C & D.
Desain pemetaan K-Map
4 variabel dapat dibentuk dengan 2 cara seperti pada Gambar dibawah
ini. Pada pembahasan ini, penulis hanya menggunakan desain pemetaan Model
2 seperti berikut :
MODUL 3
DASAR TEORI
Gerbang NAND dan
NOR merupakan gerbang universal, artinya hanya dengan menggunakan jenis gerbang
NAND saja atau NOR saja dapat menggantikan fungsi dari 3 gerbang dasar yang
lain (AND, OR, NOT). Multilevel, artinya : dengan mengimplementasikan gerbang
NAND atau NOR, akan ada banyak level / tingkatan mulai dari sisi input sampai
ke sisi output. Keuntungan pemakaian NAND saja atau NOR saja dalam sebuah
rangkaian digital adalah dapat mengoptimalkan pemakaian seluruh gerbang yang
terdapat dalam sebuah IClogika sehingga kita bisa lebih
mengirit biaya dan juga irit tempat karena tidak terlalu banyak IC yang
digunakan (padahal tidak semua gerbang yang ada dalam IC tersebut yang
digunakan).
Adapun cara
melakukan konversinya dapat kita lakukan dengan dua cara yaitu:
- Melalui
peneyelesaian persamaan logika/Boolean
- Langsung
menggunakan gambar padanan
PEMBAHASAN
NAND
Diketahui sebuah persamaan logika sebagai berikut:
Selesaikan persamaan tersebut hanya
dengan gerbang NAND saja.
Jawab:
Kalau
persamaan awal (soal) kita buatkan rangkaian digitalnya, maka akan terlihat
rangkaian seperti berikut:
Pada
gambar di atas dapat kita lihat bahwa rangkaian terdiri dari satu buah gerbang
NOT, dua buah gerbang AND dan dua buah gerbang OR. Ini artinya kita harus
membeli tiga macam IC yaitu AND, OR dan NOT, tetapi tidak semua gerbang yang
ada dalam IC tersebut terpakai dalam rangkaian. Artinya adalah kita sudah
melakukan pemubaziran (membuang sia-sia) gerbang lainnya, padahal kita sudah
beli dan banyak memakan tempat. Setelah penyederhanaan dengan menggunakan
persamaan logika di atas kita dapat membuat rangkaian logika baru dengan
gerbang NAND saja yang kalau kita gambarkan rangkaiannya seperti berikut:
Dengan cara di atas
terlihat kita hanya menggunakan dua IC NAND untuk mebangun sebuah rangkaian
yang berfungsi sama. Ini berarti kita sudah bisa menghemat uang dan tempat.
NOR
Selesaikanlah
persamaan tersebut dengan menggunakan gerbang NOR saja.
Jawab:
Rangkaian asalnya adalah:
Sedangakan rangkaian setelah
diubah ke bentuk NOR saja adalah sebagai berikut.
Dari gambar
terlihat bahwa dengan membuat rangkaian menjadi berbentuk NOR saja kita tetap
hanya membutuhkan dua buah IC saja yang terpakai semuanya (tidak mubazir atau
terbuang).
MODUL 4
Adder
Rangkaian
Adder (penjumlah) adalah rangkaian elektronika digital yang digunakan untuk
menjumlahkan dua buah angka (dalam sistem bilangan biner), sementara itu di
dalam computer rangkaian adder terdapat pada mikroskoper dalam blok ALU
(Arithmetic Logic Unit). Sistem bilangan yang digunakan dalam rangkaian adder
adalah :
• Sistem bilangan Biner (memiliki base/radix
2)
• Sistem bilangan Oktal (memiliki base/radix
8)
• Sistem bilangan Desimal (memiliki
base/radix 10)
• Sistem bilangan Hexadesimal (memiliki
base/radix 16)
Namun, diantara ketiga system tersebut yang paling
mendasar adalah system bilangan biner, sementara itu untuk menerapkan nilai negatif, maka digunakanlah system bilangan complement. BCD
(binary-coded decimal).
a.
Half Adder
Half
adder adalah suatu rangkaian penjumlah sistem bilangan biner yang paling
sederhana. Rangkaian ini hanya dapat digunakan untuk operasi penjumlahan data
bilangan biner sampai 1 bit saja. Rangkaian half adder mempunyai 2 masukan dan
2 keluaran yaitu Sunmamary out (Sum) dan Carry out (Carry).
Rangkaian
ini merupakan gabungan rangkaian antara 2 gerbang logika dasar yaitu X-OR dan
AND. Rangkaian half adder merupakan dasar bilangan biner yang masing-masing hanya terdiri dari satu
bit, oleh karena itu dinamakan penjumlah tak lengkap.
1. Jika A=0 dan B=0 dijumlahkan, hasilnya S (Sum)
= 0.
2. Jika A=0 dan B=1 dijumlahkan, hasilnya S (Sum)
= 1.
3. Jika A=1 dan B=0 dijumlahkan, hasilnya S (Sum)
= 1.
4. Jika A=1 dan B=1 dijumlahkan, hasilnya S (Sum)
= 0. Dengan nilai pindahan Cout (Carry Out) = 1.
Dengan
demikian, half adder memiliki dua masukan (A dan B), dan dua keluaran (S dan
Cout).
b.
Full Adder
Rangkaian Full-Adder,
pada prinsipnya bekerja seperti Half-Adder, tetapi mampu menampung bilangan
Carry dari hasil penjumlahan sebelumnya. Jadi jumlah inputnya ada 3 : A, B dan
Cin, sementara bagian outputnya ada 2: Sum dan Cout. Cin ini dipakai untuk
menampung bit Carry dari penjumlahan sebelumnya.
Berikut
merupakan symbol dari Full Adder
Subtractor
Merupakan
Suatu Rangkaian Pengurangan 2 buah bilangan biner. Jenis-jenis rangkaian
Subtractor yaitu :
a.
Half Subtractor
Rangkaian half subtractor
adalah rangkaian Subtractor yang paling sederhana. Pada dasarnta rangkaian half
subtractor adalah rangkaian half adder yang dimodifikasi dengan menambahkan
gerbang NOT. Rangkaian half subtractor dapat dibuat dari sebuah gerbang AND,
Gerang X-OR, dan gerbang NOT.
Rangkaian ini mempunyai dua input dan dua
output yaitu Sum dan Borrow Out (Bo). Rumus dasar pengurangan pada biner yaitu
:
1. 0 – 0 = 0 Borrow 0
2. 0 – 1 = 1 Borrow 1
3. 1 – 0 = 1 Borrow 0
4. 1 – 1 = 0 Borrow 0
b.
Full Subtractor
Pada Rangkaian full subtractor pin Borrow
Out dihubungkan dengan pin Borrow In(Bin) sebelumnya dan pin Bin di hubungkan
dengan pin Bout pada rangkaian berikutnya begitu seterusnya. Sehingga pada
rangkaian Full Subtractor mempunyai 3 input dan 2 output.
Berikut merupakan symbol dari Full Subtractor
Rangkaian ini dapat digunakan untuk
penjumlahan sampai 1 bit. Jika ingin menjumlahkan lebih dari 1 bit, dapat
menggunakan rangkaian Paralel Subtractor yaitu gabungan dari beberapa Full
Subtractor.
MODUL 5
ENCODER
Encoder merupakan rangkaian digital yang dapat mengubah bilangan decimal menjadi biner. Encoder melakukan operasi kebalikan dari decoder. Encoder menghasilkan output dalam bentuk bit. Syarat yang harus dipenuhi adalah bahwa input harus berupa word biner yang ekivalen dengan bilangan decimal 2 (1,2,4,6,16,..) sehingga Encoder hanya berguna dalam bentuk priority encoder yang hanya memperoleh prioritas data tertinggi untuk di kodekan.
MODUL 6
MULTIPLEXER & DEMULTIPLEXER
Prinsip kerja dari rangkaian multiplexer adalah rangkaian yang akan menerima banyak input data, kemudian hanya dapat dipilih satu saluran input dari beberapa saluran input untuk diteruskan ke sebuah saluran output. Prinsip kerja dari rangkaian demultiplexer adalah rangkaian akan menerima beberapa input data untuk diteruskan ke banyak saluran output yang hanya dapat dipilih satu saluran output dari beberapa saluran output. Pada rangkaian demultiplexer terdapat saluran enable yang berfungsi untuk mengaktifkna dan menonaktifkan output pada demultiplexer. Jika enable berlogika 0 maka output yang dipilih pada demultiplexer akan berlogika 0 atau OFF. Jika enable berlogika 1 maka output yang dipilih pada demultiplexer akan berlogika 1 atau ON.
Komentar
Posting Komentar